Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air & Api, Lahirnya Air dan Api

18 Desember 2018   11:19 Diperbarui: 18 Desember 2018   11:23 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arya Dahana benar benar merasakan kebingungan yang teramat sangat sekarang.  Apalagi setelah didengarnya teriakan teriakan itu semakin gaduh. Bahkan di sela sela teriakan dia mendengar suara Dyah Puspita mengaduh.  Arya Dahana berusaha berteriak pada Sima Lodra.  Tapi tak ada suara sedikitpun yang keluar dari mulutnya.  

Ahhh...dia lupa bahwa selama ritual dia memang tidak bisa mengeluarkan suara, berlari, melompat dan mengerahkan  hawa murni.  Pantas saja Sima Lodra tidak pernah beranjak sedikitpun dari tempatnya.  Pasti Dyah Puspita telah memerintahkan si harimau untuk menjaganya apapun yang terjadi. 

Sebenarnya apa yang terjadi di rumah Ayu Wulan?

Pagi tadi saat Dyah Puspita sedang berlatih memperdalam ilmu ilmu sihir yang diajarkan Nyai Genduk Roban bersama Ayu Wulan.  Mendadak terdengar suara ramai orang mendatangi tempat itu.  Awalnya Dyah Puspita menyangka bahwa yang datang adalah anak buah Laksamana Utara atau rombongan Blambangan yang akan menjemput Nyai Genduk Roban.  Namun hatinya terkesiap ketika rombongan itu mulai nampak dari kejauhan saat mereka mulai memasuki padang rumput.  Umbul umbul itu sangat dikenalinya.  Itu pasukan Sayap Sima Majapahit! 

Hatinya semakin mencelus saja ketika dilihatnya rombongan berjumlah puluhan orang itu dipimpin oleh empat orang yang sudah dikenalnya dengan baik.  Dua orang di kanan kiri adalah kakak beradik dari lembah Muria.  Dua tokoh yang terkenal dengan sebutan Dua Siluman Lembah Muria. Sedangkan yang di tengah kanan adalah tokoh sakti berangasan Maesa Amuk.  Dan yang di tengah kiri adalah seorang tua tinggi kurus berjubah abu abu.  Tokoh sihir rahasia Majapahit yang jarang dikenal orang, Ki Bledug Awu Awu. 

Rombongan itu akhirnya tiba di depan pondok Ayu Wulan.  Dyah Puspita memberi tanda kepada Ayu Wulan agar diam sampai mereka menyampaikan maksud kedatangannya.  Maesa Amuk membuka pembicaraan,

"Wah wah...ternyata ada putri Ki Tunggal Jiwo di sini.  Pucuk dicinta ulampun tiba.  Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.  Nak...kami mendapatkan perintah dari ayahmu untuk menangkap para pembelot dan pemberontak Majapahit.  Nyai Genduk Roban salah satunya.  Dan kamu juga ada dalam daftar buronan kami."

Dyah Puspita hanya diam tidak menanggapi.  Percuma saja dia membantah.  Semuanya sudah diatur sedemikian rupa oleh para dedengkot hitam di Sayap Sima.  Ayahnya sendiri tidak berdaya karena keputusan seperti ini biasanya datang dari Mahapatih Gajahmada sendiri. 

Ki Bledug Awu Awu menambahkan,

"Di mana Nyai Genduk Roban nak?"

Ayu Wulan sudah tidak tahan lagi untuk tidak menyela,

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun