Ia masih terlilit dalam bundaran tidak jelas. Masih ia terikat dalam cerita romansa yang tidak tahu menjadi apa kelak. Sejenak ia berpikir untuk menjauhi narasi tidak berkepntingan ini.
      "Kenapa aku ini?" tanyanya dalam hati.
      Pertanyaan yang ia munculkan sendiri, yang ia sendiri pula tidak tahu jawabannya.
      "Hai," Cassana mengagetkannya.
      "OMG, ternyata kamu, Cass," katanya.
      "Kenapa? Kamu harap orang lain?"
      "Aku jadi cemburu," lanjut Cassana.
      Faris hanya tersenyum tipis. Cassana ikutan tersenyum.
      Lama mereka duduk berdua di bawah pohon rindang di depan rumah. Sebelumnya, lama juga mereka tidak duduk berdua lagi di situ.
Ngobrol apa adanya dari hati ke hati. Membahasa ini itu tanpa rencana.
      "Kamu kok tidak kabar-kabar, Ris."