Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

88 KM Merindu

19 Oktober 2022   20:09 Diperbarui: 19 Oktober 2022   20:14 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

            Hanya bisa menangis. Ya, ia hanya bisa menangis. Meratapi kepiluan yang ia tidak harapkan.

            "Ris," panggil Risa, sahabatnya.

            "Ia khianatiku, Sa," katanya dalam tangis yang tak terhenti.

            Risa hanya diam. Ia memeluknya.

            "Yang sabar, Ris. Yang sabar!"

            Aristi masih menangis. Kenangan lalu yang penuh bahagia justru melukainya.

            "Kamu harus bangkit, Ris. Jangan siksa dirimu," kata Risa.

            Betapa kesakitan yang diterima. Aristi tak kuasa menahan api dusta yang ia pelihara. Risa bisa merasakannya. Risa tak mau Aristi, sahabatnya terkurung dalam penantian yang berujung tipuan.

            "Bagaimana keadaannya?" tanya Faris.

            Risa hanya menggeleng. Faris beranjak dari kursi hendak menuju kamarnya.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun