Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

88 KM Merindu

19 Oktober 2022   20:09 Diperbarui: 19 Oktober 2022   20:14 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Risa memasang muka masam. Aristi tidak sempat memperhatikannya. Ia terlarut obrolan ringan dengan kenalannya. Aristi terlihat semangat dari hari ke hari. Perubahan yang cukup signifikan untuk ukuran Aristi yang terbelenggu rindu yang berat.

***

Aristi terpaku menatap langit malam yang beku, sebeku hatinya yang kaku. Buliran air mata berjatuhaan. Buncahan dan bongkahan rindu makin membebaninya. Ia ambil handphone-nya, menghubungi yang dirindu.

Nomor yang Anda tuju sedang sibuk! 

Berkali-kali ia menghubungi. Berkali-kali ia mendapat jawaban yang sama. Buliran demi buliran air mata berjatuhan bak hujan awal Desember. Jatuh tak terhitung membasahi lantai kamarnya.

"Hai, Ris," sapanya dari seberang.

"Kok suaramu ... ," Faris tidak melanjutkan kalimatnya.

"Biasa, Ris," jawabnya.

"Aku rapuh, Ris. Aku ... ," katanya diiringi isak tangis yang sendu.

Di seberang Faris tidak tahu harus berkata apa-apa. Mulutnya tersumbat sebab ia tidak tahu ceritanya. Ia hanya menebak saja.

"Menangis tidak membuatmu baikan, Ris."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun