Mohon tunggu...
Didot Prakoso
Didot Prakoso Mohon Tunggu... -

"Dengan tulisan anda dapat bercerita kepada dunia, Dengan membaca anda dapat lebih tahu segala hal "\r\n(Didot) \r\n\r\n\r\nSemua karya tulisan bisa dilihat di www.jongjava.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merpati Tak Pernah Ingkar Janji

11 Juni 2012   05:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:07 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“nindy udah telat tiga minggu mas... ini hasil lab nya”

Astaga... cobaan apalagi yang harus aku tanggung ya Tuhan. Dalam hatinya bayu yang tengah berkecamuk.  Tak ada ekpresi bahagia dari wajah bayu, hanya penyesalan yang termata dalam.

“jangan disesali mas.... nindy anggap ini adalah kado yang terindah yang pernah mas berikan. Nindy tidak menuntut pertanggung jawaban mas, nindy hanya ingin menyampaikan bahwa ada titipan cinta di rahim nindy dari mas bayu” jawab nindy

“ndy... kita bicara lagi nanti sore, kamu pulang aja dulu ke rumah. Nanti abis pulang kantor mas jemput kamu di rumah. Gak ada masalah yang tak dapat di pecahkan” balas bayu, sambil memberikan ketenangan pada nindy

“sudahlah mas... gak ada lagi yang harus dibicarakan”

“masih ada nindy”

“tunggu mas di rumah nanti sore, ya...”

Mereka pun berpisah, nindy melanjutkan perjalanan pulang menuju ke kantornya, sementara bayu telah memasuki gedung kantornya. Setibanya di ruang kerjanya, bayu makin gelisah dan tak menentu. Keputusan apa yang akan diambilnya? Bagaimana dia harus menjelaskan kepada nita dan kedua putrinya? Sepanjang pagi hingga menjelang siang, bayu hanya menghabiskan dengan melamun dan melamun. Suara dering telepon genggam memecahkan lamunana bayu, ditekannya tombol gagang telepon berwarna hijau,

“halo”

“selamat siang, dengan bapak bayu?”

“iya benar. Dari siapa ini?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun