Makin tak menentu pikiran bayu, ia menyadarii kesalahannya bermain api dengan mantan kekasihnya, namun di sisi lalin ia tak dapat memungkiri perasaan hatinya saat ini.
Sesampainya bayu di lobby, bayu hanya menunggu semenit sebelum mobil nindy tiba. Bayu pun melanjutkan perjalanan dnegan nindy ketempat reto yang khusus menyediakan sarapan pagi, kebetulan letaknya hanya beberapa blok dari kantornya bayu. Setibanya, mereka langsung memilih tempat duduk yang menghadap keluar. Belum nampak terlalu ramai pengunjung yang datang, apa karena tanggal tua, jadi lebih memilih sarapan dengan membawa bekal dari rumah. Kali ini bayu sedang tidak berselera untuk sarapan, hanya memilih kopi hitam. Berbeda sekali dengan nindy, semangat makannya kian menggebu-gebu.
“tumben mas cuman pesan kopi” tanya nindy
“masih kenyang” balas bayu
“dibawain bekal ya? Ama nita” balas nindy
Galau hati bayu ingin mengatakan kepada nindy, tentang perasaan yang tengah dialaminya. Bayu ingin sekali menyudai permainan sandiwara ini. Tapi ia belum siap mengutarakannya,
“ndy... maaf mas harus bicara tentang hubungan kita. Sepertinya kita sudahi saja hubungan terlarang ini. Maaf jika mas mengambil keputusan secepat ini” tegas bayu
“napa mas? Istri mas tau ya?”bukankah mas sudah janji mau mengatakan kepada nita tentang hubungan kita?” balas nindy
“iya, mas sudah cerita. Dan makin mas cerita, mas makin mengerti seberapa besar cinta nita kepada keluarga mas” jawab bayu
“bukannya mas ingin mengecewakan kamu, tapi sejak awal hubungan kita sudah salah. Kita bertemu pada saat yang tidak tepat. Kita berlanjut karena terbawa emosi masa lalu.” Terang bayu kepada nindy
“mas bohong... munafik!” tetesan air mata nindy seperti sudah tak terbendung lagi.