“mama bicara kejujuran pa... mama tidak mempermasalahkan kalau papa memiliki wanita lain. Atau justru papa ingin menikah lagi dengannya. Mama ikhlas koq, mama tidak akan meminta cerai, mama capek liat papa bermain kucing-kucingan dengan mama”.
Bayu berusaha untuk tenang, tak ada kata yang terucap, hanya mencoba berpikir sebijak mungkin. Apakah ini suatu kesempatan untuk mengutarakan tentang hubungannya dengan nindy atau justru perangkap?
Hingga akhirnya, bayu pun meninggalkan nita tidur sendirian dengan sebuah pertanyaan yang tidak terjawab oleh bayu.
---------------
Keesokan paginya, seperti biasa bayu berangkat kerja lebih awal dari biasanya. Kali ini bayu telah merencanakan sarapan di dekat kantor bersama nindy. Untuk menghindari kecurigaan rekan sejawatnya, bayu mampir kekantor dulu sambil mengabsen kehadirannya. Bayu pun menyempatkan diri membuka email dengan laptopnya. Alangkah terkejutnya bayu, ketika melihat ada selipan secarik kertas putih diantara laptopnya. Dari siapakah ini? Siapa yang menaruhnya? Hati bayu mulai resah, dan isinya
Papa yang tercinta
Sudah hampir 7 tahun mama tidak pernah menulis surat, apalagi surat ini untuk oarang yang mama cintai. Mama mau bercerita sedikit, dulu sebelum kita menikah dan masih pacara, kita suka bertukar-tukar diary. Tiap hari gantian siapa yang cerita, hari ini mama, besok papa, begitu pun seterusnya. Tak terasa kita telah berbagi cerita selama 2 tahun, dan tadi malam setelah papa tidur terlelap, mama membuka kembali diary kenangan kita dulu. Jauh ketika masalah dan problematika rumah tangga belum hadir.
Mama baca tulisan papa, ketika papa dulu pernah bercerita tentang nindy, cinta pertamanya papa. Mama juga baca tulisan papa tentang semua mantan pacarnya papa, tapi pa... yang paling menarik ketika papa melamar mama di cafe blitz, malamnya papa menulis semua perasaan papa di buku diary ini. Tanpa papa sadari, papa dulu juga pernah mengutarakan cinta pertamanya di cafe blitz dengan wanita yang berbeda.
Papa yang mama cintai, apakah dia wanita yang 3 bulan terkahir initelah mengusik hati dan pikiran papa? Apakah kehadiaran mba nindy di acara reuni tempo hari sudah membutakan mata papa? Sampai-sampai mama harus begbagi kebahagiaan dengan mba nindy?
Papa yang mama cintai, seandainya memang benar dialah orangnya. Mama rela... mama ikhlas... mama tidak minta cerai, mama juga tidak meminta harta gono-gini, mama juga siap menjadi saksi nikah papa.
Namun, yang perlu papa ketahui bahwa papa memiliki dua orang putri. Pernahkah papa bertanya padanya apa reaksinya jika mereka memiliki dua orang ibu? Atau entah kemudian hari justru merekalah yang ikut merasakan seperti yang mama rasakan.