termasuk dalam kategori ringan sampai sedang maka akan diterima,
tetapi apabila dalam kategori berat akan disarankan sekolah di SLB.
Sedangkan guru-guru yang ada adalah guru regular yang
minim pengetahuan tentang ABK, adapun pengetahuan dan
pelayanan guru yang diberikan kepada siswa ABK di SD Bina
Harapan Semarang bersifat otodidak karena penanganan
keseharian/kebiasaan menangani siswa ABK sehari-hari saja. Lebih
khusus, tenaga kependidikan yang dimiliki sekolah inklusi adalah
guru kelas, guru mata pelajaran. Sehingga penggunaan pendekatan
islami di kelas inklusi pada SD Bina Harapan Semarang tidak
diterapkan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!