pendekatan Islami yang dilaksanakan cenderung tidak dapat berjalan
dengan baik dan sebagaimana harapan.
Umumnya sekolah inklusi adalah sekolah yang
menggabungkan siswa reguler (normal) dengan siswa berketunaan
(ABK) namun di SD Bina Harapan semua siswa adalah siswa
berkategori ABK. Tidak ada siswa reguler. Kepala sekolah SD Bina
Harapan Semarang yang menentukan apakah siswa yang
bersangkutan diterima atau tidak berdasarkan tingkat kebutuhan
khusus yang dimiliki oleh siswa dalam kategori ringan dan sedang,
karena pada kenyataannya yang mendaftar tiap tahun adalah
kategori anak berkebutuhan khusus bukan siswa reguler. Apabila