Mohon tunggu...
Hallo SobatKampus
Hallo SobatKampus Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hallo semangat yaa!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takdir Dalam Dua Bahasa Surga

23 Desember 2024   22:31 Diperbarui: 23 Desember 2024   22:31 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"mungkin, suatu saat kita akan bertemu, bertatap mata lagi, tapi aku tidak akan pernah berusia 20 tahun lagi. Dan aku tidak akan pernah lagi menatapmu dengan mata yang penuh cinta itu lagi" ucap Zara tersenyum lega, melihat kebahagian yang terpancar antara keduanya.

"nama yang dulu selalu kupersembahkan dalam doa, kini menjadi nama yang paling kuat kupohon kepada Allah untuk dilenyapkan dari ingatanku. Aku tak lagi meninggikan seseorang yang tak layak kukejar melalui doa-doa yang kupanjatkan." Sambung Zara dalam hatinya.

Saatnya melepaskan apa yang telah berakhir.  

Aku tahu ini berat, aku tahu ini melelahkan.  

Tapi yakinlah, kamu bisa melalui semuanya.  

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun