"aku akan menjauh Biru. Aku akan mengobati lukaku sendiri. Tapi aku mohon tolong jaga Talia, dia butuh kamu, dia ga punya siapa-siapa lagi" kata Zara tersenyum pilu
"tapi aku ga bisa tanpa kamu Zara" jawab Sabiru
"bisa Sabiru, buktinya sebelum ketemu aku kamu baik-baik aja" balas Zara
Mereka terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Pada akhirnya Zara membuka suara
"aku pulang dulu ya Biru, kamu ga perlu anterin aku. Oh iya kita akan tetap bisa berteman baik tanpa melibatkan perasaan" kekeh Zara. Namun Sabiru tau kalau itu bukanlah tawa yang bahagia.
"jaga diri kamu baik-baik, aku akan selalu mengenang kamu di hidup aku" ucap Sabiru
Zara meninggalkan Sabiru yang masih belum beranjak dari tempatnya. Segera Zara berlari dengan air mata yang jatuh. Namun ia tak langsudng pulang ke rumahnya, melainkan ke makam ibunya
"assalamualaikum ma, ma Zara dateng lagi tapi dengan keadaan yang hancur. Semuanya berakhir ma, Zara mengakhiri semuanya. Zara gamau jatuh lebih dalam, Zara sakit ma" tangisnya.
Sebelum pulang tak lupa Zara menyempatkan diri untuk ke makam Azura, mantan kekasih dari lelaki yang ia cintai
"hai Azura, aku tau kamu ga kenal aku. Tapi aku kenal kamu berkat Sabiru. Ternyata Sabiru begitu baik, kamu beruntung pernah memilikinya. Azura, kisah kita berakhir sama dengan orang yang sama pula. Tap aku ga pernah nyesal bertemu dengan Sabiru. Tolong jaga dia dari atas sana ya" ucap Zara seolah-olah Azura mendengarkannya.
Hari demi hari, sebulan telah berlalu tak ada lagi kehidupan Zara bersama Sabiru, Zara berhasil melewati hari-harinya tanpa Sabiru. Zara melanjutkan kehidupannya seperti awal sebelum ia mengenal Sabiru. Suatu hari untuk mengobati rasa rindu Zara ke Sabiru, ia meutuskan untuk pergi ke danau tempat favorit biru. Namun sesampainya disana, Zara melihat sosok laki-laki yang sangat ia rindukan mata teduhnya. Namun ia tak sendiri, ia bersama seorang wanita cantik yang tak lain adalah Talia. Ya, Talia dan Sabiru. Zara melihat mereka dari kejauhan dan tersenyum