Mohon tunggu...
Hallo SobatKampus
Hallo SobatKampus Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hallo semangat yaa!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takdir Dalam Dua Bahasa Surga

23 Desember 2024   22:31 Diperbarui: 23 Desember 2024   22:31 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Zara, tak ada yang salah dengan cinta kamu dan Sabiru. Nenek bisa merasakan betapa tulusnya Sabiru ke kamu. Tapi kembali lagi, kalian berbeda nak. Kamu mau meninggalkan agamamu demi Sabiru dan begitu juga sebaliknya? Mungkin kalian ditakdirkan untuk menjadi teman namun bukan teman hidup" terang neneknya

"Zara tau nek dan Zara ngerti. Zara juga ga akan maksa kehendak Zara baik ke tuhan maupun ke Sabiru. Semua akan berada tetap di porsinya masing-masing" jawab Zara

"ternyata cucu nenek sudah dewasa ya? Percayalah nak, kelak Allah akan menggantikan dengan yang lebih baik, mungkin Sabiru baik namun aka nada yang lebih baik untuk kamu" kata neneknya

Setelah bercerita kepada neneknya, Zara menjadi lega. Setidaknya sudah ada sedikit ruang ikhlas di hatinya untuk perlahan melupakan Sabiru. Zara membuka handphone miliknya dan menekan nomor seseorang disana

"haloo" sapa Zara

"Zara? Kamu kemana aja? Aku telfonin kamu daritadi tapi gada jawaban. Kamu gapapa kan? Kamu baik-baik ajakan?" Tanya Sabiru bertubi-tubi

"Sabiru, aku baik-baik aja kok. Tadi handphone aku habis baterai.oh iya, besok kamu bisa ketemu aku? Di danau kesukaanmu" Tanya Zara

"bisa cantik, bisa. Udah ga sabar pengen ketemu kamu" jawab Sabiru disana

"yaudah, ketemu besok ya, bye good night" ucap Zara dan segera mematikan telponnya

Setelah itu ia pergi menuju balkon kamarnya. Memikirkan apakah keputusannya saat ini sudah benar

"saat ini, banyak hal yang terjadi di luar batas kemampuan ku, termasuk mempertahankan mu. Aku belajar berbesar hati, berdamai dengan keadaan. Sekarang aku tak lagi memaksa apapun yang menjadi kehendakku. Karena akhirnya aku sadar, bahwa beberapa hal tidak bisa diubah" ucap Zara ke dirinya sendiri bersamaan dengan air mata yang jatuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun