"paling dia mau minta maaf aja" jawab Zara malas
" tapi setidaknya kamu harus dengerin penjeasan dia dulu, mana tau mamanya bercanda doing" jawab Yuna. Zara menggeleng lemah
"kayaknya ini pertanda dari Allah, kalo aku dan Sabiru emang gabisa bersatu. Hal ini tu udah salah dari awal. Tapi kami berdua nekat untuk ngejalanin. Harusnya dari awal aku ga usah kasi celah buat Sabiru masuk ke kehidupan aku." Jawabnya
"Zar, kamu ga salah. Ini bukan kehendak kamu, tapi ini yang namanya takdir" balas Alia
"jadi apa yang mau kamu lakuin sekarang" Tanya Yuna
"kayanya aku bakal menjauh dari Sabiru. Sekalipun yang mamanya bilang tadi itu salah, aku bakal tetap jauhin dia. Karna mau dibawa kemana hubungan kami? Secinta apapun dia ke aku dia ga akna mungkin berpaling dari tuhan dan orangtuanya. Begitupun aku. Aku gamau terlibat lebih jauh dengan Sabiru." jawab Zara
Kedua sahabatnya hanya terdiam, sebenarnya mereka tak rela kalau Zara dan Sabiru menjauh karna mereka tahu keduanya saling mencintai. Namun apa boleh buat, takdir mereka berada di dua bahasa surga yang berbeda.
Sepulang Zara ke rumah, sang nenek memandang aneh cucunya. Zara terlihat lesu dan matanya sembab bekas menangis
"Zara, kamu kenapa nak?" Tanya lembut sang nenek
"nek, ternyata selama ini laki-laki yang aku kagumin dan aku sayang ternyata berbeda tuhan dengan kita, dan lebihnya lagi orangtuanya udah punya calon untuk dia dan mereka serasi" tangis Zara pecah di pelukan neneknya
"Sabiru?" Tanya neneknya. Zara mengangguk