Hasil reflekasi yang dilakukan pada guru menunjukkan bahwa  secara umum penguasaan guru terhadap metode pendekatan Sainstific yang diterapkan melalui permainan sains mencampur warna sudah mulai dipahami dan dikuasai oleh guru. Guru mulai bisa memberikan pertanyaan yang bersifat open-ended kepada anak, sehingga anak dengan pemikirannya sendiri membuat hipotesa terhadap permainan mencampur warna yang dilakukannya.Â
Sikap pasif pada beberapa anak dapat diatasi dan "dipecahkan" oleh guru dengan baik dengan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang merangsang ide, gagasan anak. Guru menggunakan cara yang tepat, Â efektif, dan efisien dalam menerapkan pendekatan Sainstific di kelas. Hasil observasi yang dilakukan pada anak dalam siklus kedua ini menunjukkan bahwa sikap anak mulai aktif baik secara kinestetik maupun secara verbal.Â
Melalui peningkatan kemampuan dari tiap aspek pengamatan yang dilakukan, menjadikan dasar bahwa intelegensi logis anak juga meningkat. Hal ini terangkum dalam tabel 4.2.
Meskipun telah tejadi peningkatan intelegensi logis yang cukup baik pada anak kelompok A TK Sartiasari Surabaya, pada siklus kedua ini, namun masih jauh dari keberhasilan yang diharapkan.
Hal ini disebabkan karena perlunya pembekalan dan pengalaman yang lebih banyak dalam sebuah praktek yang nyata pada anak. Â
Guru dapat mererapkan rancangan pembelajan yang tepat, efektif, dan efisien dalam menerapkan pendekatan Sainstific di kelas. Anak didik diperlukan berbagai ketrampilan dengan diberikan rangsangan dalam pembelajaran untuk mengasah daya kritis, pola-pola logis serta hubungannya, pernyataan-pernyataan, proposisi: jika-maka, sebab-akibat, fungsi-fungsi dan abstrak-abstrak yang berkaitan juga memerlukan upaya khusus yang berkesinambungan.
Tabel 4.2
Hasil Observasi Tingkat Kemampuan Anak pada
Permainan Sains Mencampur Warna
Aspek Yang Diamati
Prosentase Ketuntasan dari 15 Anak