Siklus kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 3 Oktober 2020. Dalam jangka waktu yang sama seperti pada siklus pertama, yaitu 60 menit, guru menerapkan pendekatan Sainstific pada permainan sains mencampur warna kepada para anak TK A Sartiasari Surabaya. yang berjumlah 15 anak.
Dalam permainan mencampur warna anak diajak untuk menemukan warna-warna baru dari warna-warna dasar (warna merah, kuning, dan biru) yang telah disediakan. Permainan ini dapat memberikan kesenangan tersendiri untuk anak, karena dibalik warna-warna yang ada akan terbentuk warna yang baru.Â
Di samping itu juga anak diajak untuk melukis sebuah pelangi, yang salah satu warnanya belum tersedia. Sehingga anak harus mencampurkan warna-warna yang ada untuk mendapatkan warna hijau yang belum ada.
Guru sebagai fasilitator, evaluator dan motivator anak dalam melakukan aktivitas permainan mencampur warna. Dalam membimbing anak untuk membuat hipotesa maupun kesimpulan guru mengajukan pertanyaan yang bersifat open-ended sehingga secara tidak langsung merangsang ide dan gagasan dari anak.
Tahap Observasi
Observasi dilaksanakan secara langsung pada saat kegiatan sedang dilakukan yaitu pada awal hingga akhir pembelajaran.Â
Dalam observasi yang dilakukan pada siklus yang kedua ini, terlihat anak sangat antusias untuk melakukan permainan. Bahkan pada saat guru menjelaskan aturan dalam permainan, bahan dan nama-nama alat yang digunakan serta menjelaskan apa saja yang harus dilakukan oleh anak untuk menjalankan permainan ini, banyak anak yang mulai penasaran untuk menemukan warna baru.Â
Salah satu anak juga mulai memberikan hipotesanya sekaligus memberikan pertanyaan, "aku tahu, kalo warna hijau itu dari warna biru sama kuning seperti di tv. Ya kan bu guru?", agar rasa penasaran itu bertambah guru memberikan pertanyaan ulang, "wah bu guru juga belum mencoba, bukan kuning sama merah ya atau warna biru sama merah? bagaimana kalo nanti setelah anak-anak diberi pasta warna dan kuas, anak-anak mencoba  warna-warna itu dalam palet."
Guru mengatasi pertanyaan dan membimbing anak untuk mengeluarkan hipotesanya dan kesimpulan, Guru memberikan pertanyaan yang bersifat open-ended kepada anak, sehingga anak dengan pemikirannya sendiri membuat hipotesa terhadap permainan mencampur warna yang dilakukannya. Sikap pasif pada beberapa anak dapat "dipecahkan" oleh guru, guru menggunakan pertanyaan-pertanyaan pemantik tentang peristiwa atau fakta yang ditemukan di lapangan seperti apa warna kesukaan, Bagaimana terjadinya warna  orange, warna apa saja untuk menghasilkan warna hijau,  mengapa ada warna ungu?.
Dalam akhir kegiatan inti, anak mulai mampu menceritakan apa saja yang diamati dan bagaimana hasilnya di depan teman-teman sekelas.
Tahap Refleksi dan Analisis