Guru bertindak sebagai subyek, dan anak adalah obyek dalam pembelajaran. Permasalahan ini juga terjadi di lingkungan TK Sartiasari. Dalam melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan kecerdasan kognitif anak, gurulah pelaku utama, guru yang melaksanakan percobaan, dan anak hanya mengamati saja sambil menunggu kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.Â
Pendekatan semacam ini sudah barang tentu bukan pembelajaran yang tepat. Anak tidak dilibatkan secara langsung. Hal ini mempengaruhi anak dalam memahami konsep dari percobaan tersebut
Keberhasilan anak usia dini merupakan landasan bagi keberhasilan pendidikan pada jenjang berikutnya. Usia dini merupakan usia emas" bagi seseorang, artinya bila seseorang pada masa itu mendapat pendidikan yang tepat, maka ia memperoleh kesiapan belajar yang baik yang merupakan salah satu kunci utama bagi keberhasilan belajarnya pada jenjang berikutnya.
Oleh sebab itu sebagai pendidik pada anak usia dini kita tidak boleh mengesampingkan metode, pendekatan, serta prinsip pembelajaran yang tepat untuk anak. Salah satu prinsip pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah bermain sambil belajar, belajar seraya bermain.Â
Bermain sambil belajar bukan berarti bermain bebas, melainkan suatu aktivitas yang dirancang secara terprogram dan mengandung esensi tujuan yang jelas. Anak tidak akan bosan serta anak mendapatkan pengalaman yang positif dalam perkembangan diri dan emosinya.
.
Aspek-aspek yang diamati dalam menentukan pemahaman anak dalam pembelajaran konsep sains adalah:
Kemampuan dalam mengajukan pertanyaan; apa, mengapa dan bagaimana. Pada saat observasi dilakukan kemampuan ini hanya dimiliki oleh 16% dari seluruh anak yang berjumlah 15 atau sebanyak 4 anak saja.
Kemampuan anak dalam melaksanakan penelitian secara langsung. Sebelum melakukan pendekatan yang baru, anak yang memiliki kemampuan ini hanya sebanyak 16% dari 15 anak atau sebanyak 4 anak.
Kemampuan dalam mengajukan dugaan sementara atau hipotesis. Sebanyak 12% atau 3 anak dari 15 anak yang menunjukkan memiliki kemampuan dalam mengajukan suatu hipotesis dari penelitian yang dilakukan.
Kemampuan anak dalam mengkomunikasikan hasil temuannya. Dengan pendekatan lama, terdapat 12% anak dari 15 anak atau 4 anak yang mampu mengkomunikasikan hasil temuannya.