Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Tindakan pada siklus pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 10 September 2020 ini dilakukan selama 60 menit. Dalam jangka waktu 60 menit ini para anak kelompok A TK Sartiasari Surabaya. yang berjumlah 15 anak melakukan permainan sains gaya magnet. Melalui permainan ini melakukan pendekatan Sainstific.
Permainan gaya magnet merupakan suatu permainan yang mengandung unsur ilmu pengetahuan sederhana. Dalam permainan ini anak dapat melakukan percobaan sendiri. Selain memberikan kesenangan karena anak bisa menggunakan magnet untuk melakukan percobaan sendiri tanpa gangguan orang dewasa, permainan ini juga melatih anak untuk bertanya dan mencari jawaban.
Anak-anak dibiarkan secara bebas menggunakan magnetnya untuk menarik berbagai macam benda yang disediakan. Guru merangsang ide dan gagasan dari anak dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat open-ended. Guru mengkritisi hipotesa yang disampaikan oleh anak agar daya kritis anak semakin tajam.Â
Tahap Observasi
Pada awal hingga akhir kegiatan, Â guru yang bertindak sebagai observer melakukan observasi guna mengumpulkan berbagai data yang dibutuhkan sehingga dapat diketahui berbagai kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendekatan Sainstific dan dampak bagi peningkatan intelegensi logis anak.
Observasi dilakukan pada anak. Pada saat guru kelas menunjukkan alat peraga yang berupa magnet dan benda-benda berupa peniti, klip kertas, alat makan dan mainan plastik yang ada disekitar anak, anak secara serempak langsung menanyakan "untuk apa itu bu guru?".Â
Salah seorang anak menjawab "itu nanti ditempel kan?" dan teman yang lain menyahut "iya itu nanti ditempel". Untuk merangsang dan menggali ide serta gagasan dari para anak guru memberikan pertanyaan. (teacher centered).
Dalam melakukan permainan ini anak mencoba menempelkan magnet dengan benda beberapa benda yang bisa menempel dengan magnet dan yang tidak bisa menempel. Ketika salah seorang anak mendekatkan kedua buah magnet, terjadi peristiwa tarik menarik dan tolak menolak, sehingga dia menyebutnya sebagai permainan sulap dan memamerkannya kepada teman-temannya, hingga teman-temannya merasa tertarik dan mencoba melakukan permainan itu sendiri. Peristiwa tersebut merangsang anak bertanya dan membuat sebuah hipotesis.Â
Melihat hal ini guru membantu anak untuk membuat kesimpulan..Ketika membimbing anak guru  memberikan pertanyaan yang bersifat open-ended, yaitu pertanyaan dengan banyak pilihan jawaban yang benar.
Pada akhir kegiatan anak dipersilakan untuk menceritakan apa yang diamati di depan kelas. Banyak anak yang masih malu-malu dan masih belum mau untuk menceritakan secara keseluruhan apa yang diamati. Hanya sekitar delapan orang yang bersedia melakukannya.