Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa.Â
Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru kedalam skema yang sudah ada didalam pikirannya.
Implementasi Upaya Meningkatkan Kognitif Dengan Pendekatan Sainstifik Melalui Permainan Sains Pada Anak TK A Sartiasari Surabaya"
Â
Bermain bukan hanya sekadar memberikan kesenangan, tapi juga bermanfaat besar bagi anak. Lewat kegiatan bermain yang positif, anak bisa menstimulasi penginderaannya, menjelajahi dunia sekitarnya, dan mengenali lingkungan tempat ia tinggal termasuk mengenali dirinya sendiri.
Kemampuan fisik anak semakin terlatih, begitu pula kemampuan kognitif dan kemampuannya untuk bersosialisasi. Dalam bahasa sederhana, bermain membuatnya mengasah kecerdasannya. Bermain, salah satu cara yang paling efektif untuk mengembangkan potensi dan Multiple Intelligence si Kecil karena melalui kegiatan bermain ia akan lebih mudah menyerap informasi dan pengalaman.
Pendekatan pembelajaran yang tepat untuk menciptakan lingkungan yang mampu mengasah kemampuan anak untuk menguasai keterampilan proses pada sains adalah dengan menggunakan dan menerapkan pendekatan Sainstific di kelas.
Melalui Sainstific, anak-anak dapat belajar untuk menerangkan objek ataupun proses, membuat hipotesis, menjalankan eksperimen, menjawab kebenaran hipotesis yang dibuat, dan mengkomunikasikan hasil dari penemuan atau penyelidikannya. Implementasi pendekatan inquiry pada anak TK A Sartiasari Surabaya, dilakukan dalam permainan sains sederhana melalui kegiatan:
(1) Guru membagi anak menjadi tiga kelompok, masing-masing 4-5 anak; (2) Guru menawarkan kepada anak jenis permainan yang akan dilaksanakan; (3) anak melakukan observasi terhadap permainan sains; (4) Guru memotivasi anak untuk terbuka dalam mengajukan pertanyaan atas peristiwa yang terjadi; (5) anak membuat hipotesis; dan (6) Guru membimbing anak untuk membuat kesimpulan dari penelitian atau observasi yang telah dilakukan.
Hipotesis Tindakan
Jika pendekatan Sainstific dalam permainan sains sederhana diterapkan dalam kegiatan pembelajaran pada anak TK A Sartiasari Surabaya, maka dapat dipastikan  mampu meningkatkan pengembangan kognitif.