"Bibi akan terima setiap orang yang datang asal tak ada penghalang?"
"Enggak juga sih!"
"Naah kan!"
"Jadi kamu nggak suka Aris?"
"Sebagai  teman, sebagai sahabat yang telah banyak membantu Win, Win tetap suka.  Tapi jika harus ditebus dengan cinta, Win nggak mau. Win nggak ada  chemistry sama dia."
"Apa itu chemistry?"
"Ini bahasa anak muda Bi. Nggak ada klik, nggak ada kontak, nggak ada kecocokan, nggak ada getar-getar hati."
"Halaaah anak muda ribed pisan euy!"
"Bi, tolong bantu atasi masalah ini ya."
"Ini  tantangan bagi kamu Win, kamu sudah dewasa. Cobalah atasi sendiri.  Coba, kamu punya backing Allah. Sekarang tinggal mohon dipilihkan jalan  terbaik."
Mendengar kalimat terakhir bibinya, Wiwin terdiam. Ia  menghela nafas dalam. Bibinyapun hanya mengamati sekilas, kemudian  membiarkan keponakannya itu berfikir sendiri. Beberapa jenak kemudian  Wiwin kembali membuka kotak makannya, melanjutkan makan. Bu Yanti  tersenyum.