"Bismillah wallahu akbar!" Wiwin melambaikan atangan ke arah hajar aswad kemudian menegcup tangannya,
Bu Yanti tidak mempedulikan gadis di sebelahnya yang ia lirik masih kelihatan bingung.
Usai thawaf ke tujuh dan shalat di belakang maqom Ibrahim, Bu Yanti menepuk pundak Wiwin.
"Syalmu hilang Win?"
"Iya Bi.... tadi sih ada yang mengembalikan, ketika putaran keenam. Tapi kok ada yang aneh."
"Anehnya?"
"Kok tiba-tiba Win jadi bingung, malah spontan Win katakan ambil saja!"
"Jadi? Syal-nya diambil orang itu?"
"Ya bukan diambil, Win yang bilang begitu. Jadi ya sudah, dia bawa. Lah terus Win pakai ciri yang mana? Ntar kalau nyasar?"
"Sssst  nggak boleh ngomong gitu! Ntar nyasar beneran!" Bu Yanti mengingatkan  kepokannya agar tak sembarang bicara di masjidil Harom.
"Astaghfirullah .... Iya.. iya... Win ralat."