"Win mau istirahat di luar terowongan itu."
"Iya, ayo."
"Kalau Bibi merasa terlalu lama, Bibi silakan duluan, Win menyusul."
"Nggak. Kita harus tetap bareng."
Akhirnya  beberapa penggal dari perjalanan menuju jamarat terhenti. Gadis itu  memutuskan istirahat. Rasa nyeri di pergelangan kaki kirinya dirasakan  semakin menyengat. Gadis itu minggir langsung duduk di atas lantai.  Sementara Bu Yanti ikut duduk di sampingnya.
Air zam-zam di  botol ia ambil, ia minum beberapa teguk lantas diakhiri dengan doa yang  berisi tiga harapan setelah minum zam zam. Ilmu yang bermanfaat, rizki  yang luas dan kesembuhan dari segala penyakit. Setelah ia menuangkan air  zam zam ke pergelangan kaki yang nyeri kemudoan dibalurkan merata.
Assalaamu'alaikum!
Tiba  ada suara di sampingnya. Kedua orang itu terhenyak, kemudian menoleh.  Bu Yanti mengernyitkan dahi. Sementara Wiwin menjawab salam sambil  menggeser duduknya. Seorang pemuda mendatangi mereka berdua.
Wa'alaikumussalam... jawab Wiwin perlahan,
"Mbak Wiwin kan?"
"Mmmm... maaf, Mas ini siapa ya?"