"Mmmm...."
"Mbak  Win, aku tidak seperti laki-laki kebanyakan. Aku tak ingin pacaran. Aku  ta'aruf dengan doa. Allah telah memberikan isyarat. Dan bagi aku  cukup..."
Wiwin merasakan ini bagaikan mimpi di siang bolong.
"Aku sulit mengatakan Mas."
"Aku  akan melamarmu hari ini juga, disaksikan orang tuaku. Jika Mbak Wiwin  menerima, mari kita bareng ke ruang tamu. Jika keinginan Denny Mbak  Wiwin tolak, biarkan aku sendirian kembali ke ruang tamu."
Perlahan pemuda itu bangkit.
Wiwin  masih terpekur di tempat duduknya. Denny gelisah. Pemuda itu melangkah  perlahan meninggalkan gazebo dengan kepala tertunduk.
"Mas  Denny....." tiba-tiba Wiwin bangkit perlahan memanggil pemuda itu. Denny  berhenti, perlahan menoleh ke arah gadis yang menjadi mimpinya.
"Tunggu aku......" kata Wiwin sambil bangkit dari duduknya, berjalan mendekati Denny. Di dekat pemuda itu Wiwin diam.
"Mbak Win, mau menemani aku ke ruang tamu?"
"Iyah....." jawab gadis itu hampir tak kedengaran.