"De  Miraaaaaaa!!!!!" Wiwin kaget sambil memeluk adiknya kencang Wajahnya  dibenamkan di dadanya. Dalam pelukan Mira terkekeh-kekeh.
"Emmm...... benar Mbak Win?"
"Engg.....nggg.....cuma satu kok!" jawan Wiwin sambil tersipu-sipu.
"Alhamdulillah. Ini adalah isyarat lain. Nggg... tapi kenapa dulu di Jamarat nggak minta foto ketika kita bertiga?"
"Malu."
"Alhamdulillaaaah.....  aku baru tahu jawabannya sekarang. Dulu juga aku berfikir Mbak Wiwin  akan minta foto juga, tapi tidak. Dengan alasan malu .... aku semakin  yakin, niatku hari ini tidak salah."
"Teteh! Awas.. ah, lepaskan  aku. Aku ada perlu niiih..... " kata Mira meronta hingga lepas dari  pelukan kakaknya kemudian meninggalkan gazebo.
Beberapa saat ketika tinggal berdua.
"Mbak  Win, dulu aku pernah mengatakan sama Mbak Win dan Ibu Yanti, jamarat  mungkin yang terakhir dalam hidup Denny, tapi saya berdoa mudah-mudahan  mengenal Mbak dan Ibu berdua bukan yang terakhir. Masih ingat?"
"Iyah." Â Â
"Hari ini Denny berharap adalah awal kelanjutan itu....."