"Iyalaah...  itu Teh Yani sahabat Teh Wiwin. Nah Kang Aris dengan Teh Yani itu  sobatan, sobat dalam tanda kutip, malah sobat dalam tanda seru!" kata  Mira sambil terkekeh-kekeh.
Diingatkan begitu muka Aris tampak  memerah. Wiwin sendiri kaget, ia tidak menyangka adiknya seberani itu,  padahal ia sendiri tak pernah berani mengatakan itu kepada Aris. Hanya  memang, Yani sendiri pernah bercerita tentang latar belakang Aris yang  pernah dekat dengannya. Untuk menghindari Aris salah tingkah yang lebih  banyak, Wiwin minta ijin masuk dulu. Di ruangan tamu pemuda itu hanya  ditemani oleh Mira.
Di ruang tamu, Aris tampak tegang. Oleh-oleh  khas pulang haji yang ditawarkan Mira tak segera dicicipi. Pemuda itu  hanya minum satu sloki air zam zam.
"Yang lain dicicipin Kang..."
"Iya De, makasih. Emmm..... De Mira, kakakmu hajian tentu punya banyak foto."
"Maksudnya?"
"De Mira banyak dikirimi foto nggak?"
"Banyak laaah. Kang Aris dikirimin nggak?"
"Justru kakakmu itu pelitnya minta ampun."
"Kang Aris, mungkin Teh Wiwin itu bukannya pelit tapi ..... tapi .... Mmmmm..... "
"Ada apa De?"