Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Matematika Sistem Berbasis Kompleksitas, Probabilitas, Stabilitas, dan Waktu.

19 Januari 2025   10:20 Diperbarui: 23 Januari 2025   12:06 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

8. Validasi Melalui Observasi Kosmologis

Proses evolusi kosmologis dapat divalidasi melalui observasi dan simulasi: Observasi Teleskop: Seperti Hubble atau James Webb, untuk mempelajari pembentukan galaksi dan jaringan kosmik. Simulasi Komputer: Menggunakan simulasi berbasis gravitasi untuk memodelkan jalur pembentukan cosmic web.

Evolusi kosmologis dari bintang hingga cosmic web adalah bukti empirik kuat untuk teori kita. Proses ini menggambarkan bagaimana interaksi antar elemen pada skala lokal menghasilkan struktur kompleks pada skala global. Dengan menggunakan kerangka matematis teori kita, evolusi ini dapat dimodelkan secara rinci, memberikan prediksi baru tentang pembentukan dan stabilitas struktur kosmologis.

E. Sejarah Peradaban Mongol dan Peradaban Islam

Sejarah peradaban Mongol yang dimulai oleh Jengis Khan dan peradaban Islam yang dibangun oleh Muhammad memberikan bukti kuat terhadap teori kita. Keduanya menunjukkan bagaimana interaksi awal yang sederhana (individu atau kelompok kecil) dapat berkembang menjadi sistem kompleks yang mendominasi ruang geografis, budaya, dan politik dunia. Proses ini mencerminkan dinamika multi-parameter yang mencakup interaksi, stabilitas, dan evolusi, sebagaimana dijelaskan oleh kerangka teori kita.

1. Peradaban Mongol: Dari Jengis Khan hingga Kekaisaran Terbesar

a. Awal Mula: Individu Sebagai Node Awal

Jengis Khan, atau Temüjin, memulai sebagai pemimpin klan kecil di padang rumput Mongolia. Sebagai "node awal," ia memanfaatkan kompleksitas interaksi untuk membangun aliansi dan menundukkan klan-klan lain. Parameter: Sumber daya militer, strategi politik, dan kemampuan diplomasi. Bobot Interaksi: Hubungan positif dengan sekutu (misalnya, pernikahan politik) dan hubungan negatif dengan musuh (penaklukan).

b. Interaksi Multi-Level

Setelah menyatukan Mongolia, Jengis Khan memanfaatkan interaksi lintas level: Level 1: Hubungan antar klan dalam Mongolia. Level 2: Hubungan dengan kerajaan tetangga (misalnya, Dinasti Jin di Cina). Level 3: Hubungan antar wilayah yang lebih luas (Cina, Timur Tengah, dan Eropa).

c. Stabilitas Dinamis Kekaisaran Mongol

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun