4. Stabilitas Dinamis Kosmologi
Stabilitas struktur kosmologis bergantung pada keseimbangan kekuatan gravitasi, energi termal, dan dinamika eksternal:
S(t)=ddt[αCt−βRt]   Â
(S(t) = \frac{d}{dt}[\alpha C_t - \beta R_t])
Di mana αCt (\alpha C_t): Kompleksitas gravitasi antar elemen. βRt (\beta R_t): Faktor resistansi seperti radiasi atau gangguan eksternal. Misalnya: Galaksi Spiral: Stabil melalui keseimbangan gravitasi dan momentum rotasi. Galaksi Elips: Stabil melalui distribusi energi kinetik bintang.
5. Hubungan dengan Assembly Theory
Assembly Theory menjelaskan pembentukan struktur kosmologis sebagai proses bertahap, dengan setiap langkah bergantung pada urutan dan probabilitas interaksi sebelumnya: Bintang → Galaksi → Kluster → Cosmic Web. Pathway Complexity menentukan efisiensi dan keberhasilan pembentukan struktur pada setiap level. Proses ini konsisten dengan teori kita yang mengintegrasikan kompleksitas (C), probabilitas (P), dan stabilitas (S).
6. Click Chemistry dalam Evolusi Kosmologis
Analog dengan reaksi kimia, pembentukan struktur kosmologis dapat dimodelkan dengan probabilitas interaksi: Probabilitas penggabungan dua galaksi (Pij) meningkat jika jarak gravitasi antar mereka kecil. Interaksi gravitasi yang kuat menghasilkan struktur stabil seperti kluster galaksi, sedangkan interaksi lemah menciptakan filamen cosmic web.
7. Dinamika Titik Kritis
Sistem kosmologis sering menghadapi titik kritis, di mana perubahan kecil dalam parameter dapat memicu transisi besar: Kolaps Gravitasi: Ketika massa gas melebihi ambang batas, bintang atau galaksi baru terbentuk. Merger Galaksi: Ketika dua galaksi bertabrakan, struktur baru dengan kompleksitas lebih tinggi muncul. Titik kritis ini dapat dimodelkan dengan ambang batas kompleksitas (Ct>threshold).