"Halo semuanya, namaku Daan Mogot. Mungkin kalian pernah mendengar namaku. Aku butuh bantuan kalian untuk melawan Jepang.", ujar Daan dengan ragu.
"Bantuan? Begini, daripada langsung meminta bantuan, lebih baik jika kamu menjelaskan semuanya dari awal. Aku yakin itu akan membuat kami semua lebih tenang.", celetuk Tanaka.
"Baiklah, seperti yang aku sampaikan ke Kaia, mungkin ini terdengar gila. Tapi, aku berasal dari tahun 1945. Kami sedang kesulitan melawan Jepang, hingga tiba-tiba aku menemukan 3 Â permata yang dapat mengantarku kemana pun aku inginkan tanpa batas waktu ataupun wilayah.", Jelas Daan Mogot.
"2 permata?", tanya Nami.
"Ketika aku sedang melucuti senjata Jepang, aku menemukan 2 permata tersembunyi di pinggir ruangan. Aku kira permata-permata itu hanyalah permata biasa, tapi aku salah. Aku menginjak salah satu permata hingga hancur, dan kini aku bersama kalian.", ujar Daan Mogot.
"Lalu, mengapa kamu memutuskan untuk datang ke tahun ini?", tanya Tanaka dengan heran.
 "Aku menggunakan permata pertama tanpa menentukan tempat ataupun waktu yang aku inginkan. Akibatnya, aku dikirim kesini. Aku pun tidak tahu mengapa ke tempat ini dan di tahun ini. Yang jelas, aku butuh bantuan kalian. Kata orang-orang yang aku temui, kalian penjaga di daerah ini.", ucap Daan dengan memohon.
Aku dan anggota Pendekar Lima Bumi lainnya merembukkan situasi yang terjadi sekarang. Apakah kita harus membantu Daan melawan Jepang? Misi ini akan mempertaruhkan nyawa seluruh anggota. Namun, melihat ucapan Daan yang begitu ikhlas, hatiku akan teriris apabila kami akhirnya memutusnya untuk tidak membantunya.Â
1 jam berlalu, kami pun akhirnya telah memutuskan keputusan akhir untuk Daan. Semoga ini yang terbaik untuknya.
"Daan..", ujar Ganeeta dengan memelas.
"Apakah kalian sudah memutuskan?", tanya Daan dengan gugup.