Mohon tunggu...
Angel Graceline
Angel Graceline Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pelajar dengan minat tulisnya.

Pelajar SMA Kelas XII Jurusan IPS Sekolah Dian Harapan, Lippo Cikarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pendekar Tanah Airku

12 Mei 2020   09:13 Diperbarui: 12 Mei 2020   09:32 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instagram ykhaamelz

14.30, 07 Juli 2007.

Tak lama setelah itu, aku pun membuka kedua mataku. Aku melihat pohon-pohon indah di depan mataku. Aku terbangun di sebuah meja kecil taman kota. Acara diadakan di seberang taman ini. Setelah mencoba untuk berdiri, aku pun tersadar bahwa Daan tidak ada. Apakah dia tidak berhasil? Aku begitu khawatir.

"Kaia, taman ini sangat indah!! Hahahahah,", teriak Daan dari ujung taman.

"Astaga Daan, aku kira kamu tidak berhasil kesini!", ujarku dengan khawatir.

"Tentu aku berhasil! Tadi kamu masih terlelap ketika aku tersadar.", jelas Daan kepadaku.

"Baiklah, ayo kita masuk ke gedung di depan taman ini. Acaranya dilaksanakan di dalam sana.", jelasku sambil berlari masuk.

Aku dan Daan berhasil memasuki gedung. Aku pun langsung melihat podium yang tinggi dan kerumunan orang dimana-mana. Aku melihat sebuah jas dan name tag yang tersengger di sebuah kursi. Tanpa pikir panjang, aku mengambil dan mengenakannya. Acara segera dimulai, aku meminta Daan untuk menungguku di sekitar penonton. Aku berlari ke arah podium dan menunggu kedatangan Bimasena. Aku berpura-pura menjadi salah seorang staff dan berdiri di sekitar podium.

Tak perlu waktu lama, Bimasena datang bersama beberapa anak-anak balita. Aku melihat seorang balita kecil dengan dress cantik berwarna putih. Rambut berwarna coklat terurai panjang dari kepalanya. Senyum yang lebar pun tercipta di bibirnya. Dia tidak mengerti bahwa setelah hari ini, hidupnya akan berbeda. Balita itu adalah diriku.

"Selamat sore semua hadirin. Selamat datang di acara 'National Meeting on Inside Borders' . Dimana the truth will be told!", ujar Bimasena dengan lantang.

"Hari ini kita akan melindungi bangsa ini dari kejamnya dunia luar!", tambahnya.

Setelah Bimasena mengucapkan beberapa kalimatnya, aku berusaha untuk membuat angin di sekitar podium berhembus keras. Beberapa kursi dan pamphlet terlihat berterbangan. Aku melihat Bimasena yang kesulitan untuk melanjutkan pidatonya. Beberapa staff mendatangi dan mencoba untuk membawa Bimasena ke ruang tunggu. Ini adalah kesempatanku.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun