"Daan, coba kamu bobol kamar ini. Kamu pandai membobol kunci kan?", ujarku sambil menunjuk lubang kunci.
"Tentu. Aku butuh 2 menit.", jelas Daan sambil melihat ke arah lubang.
Daan masih mencoba untuk membobol masuk ruangan itu. Aku pun mengumpulkan seluruh perempuan ke dalam sebuah kamar. Di dalam kamar, aku menyuruh mereka untuk mengganti pakaian menggunakan baju laki-laki. Aku pun tak lupa untuk menanyakan mengenai kegunaan ruangan yang aku temukan.
"Agar kalian lebih aman saat keluar rumah nanti, gantilah pakaian kalian dengan ini.", ujarku sambil menyodorkan beberapa tumpukan pakaian usang.
"Oiya, kenapa ruangan di ujung lorong seakan-akan disembunyikan?", tanyaku kepada seorang perempuan.
"Ruangan itu ruangan khusus dan tidak semua prajurit dapat menggunakannya. Ruangan itu adalah kamar paling kedap suara disini dan yang dapat menggunakannya hanya beberapa prajurit yang memiliki pencapaian tinggi. Kak Diah sedang berada di dalam kamar itu sekarang, dia di paksa melayani padahal hari ini adalah hari kosongnya.", jelas perempuan itu.
"Baiklah, terima kasih. Jangan ada yang keluar sebelum aku dan Daan datang, ya. Kami akan mencoba mengeluarkan Diah dari kamar itu.", ujarku sambil tersenyum.
Aku berjalan ke arah Daan yang terlihat baru saja berhasil membuka pintu. Aku mensinyalkan Daan untuk berdiri dengan pelan-pelan. Setelah melihat Daan mengacungkan jempolnya, aku pun kembali ke kamar tempat para perempuan berkumpul.
"Ternyata Daan sudah berhasil membuka kunci. Ayo, ikuti aku pelan-pelan dan jangan bersuara.", ucapku sambil berjalan keluar menuju pintu belakang.
Perempuan-perempuan yang berhasil kami selamatkan mengikutiku dari belakang. Aku mengarahkan pandanganku ke tempat aku melihat beberapa prajurit tertidur. Setelah memastikan keadaan sudah aman, aku menggiring mereka keluar dari rumah tersebut.Â
"Baiklah, cepat kalian bersembunyi di balik pepohonan lebat disana. Aku dan Daan akan segera kembali.", ucapku memastikan.