"Vanilla, bangun! Sudah pukul 9 malam ini! Lama sekali tidurnya!" Vanilla yang sedang tertidur pulas dibangunkan oleh ibunya. Vanilla sontak membuka matanya dan merapikan rambut pirangnya yang berantakan.
"Aduh .... jadi pegal-pegal begini," ungkap Vanilla yang langsung dibalas oleh ibunya, "Tentu saja, itu akibatnya kalau kelamaan tidur. Ayo, makan dulu ... Ayah juga sudah pulang .... "
Setelah mencuci muka mulusnya itu, Vanilla langsung pergi ke ruang makan. "Good evening, Dad!" sapanya.
"Good evening too, dear! Baru bangun, ya?" tanyanya yang langsung dianggukkan oleh anaknya itu.
"Ayah membelikan makanan kesukaanmu, lho!" Ayahnya mengeluarkan belanjaannya dan menyerahkannya kepada Vanilla.
"Wah ... Ayah tahu saja!" Vanilla yang semula menampakkan muka bare face-nya itu, langsung berubah menjadi lebih hidup. Chocostrawberry ... makanan kesukaan sepanjang masanya. Tidak ada yang bisa menggantikan.
"Habiskan itu nanti! Sekarang makan dulu pasta-nya!" pinta Ibunya.
Berawal dengan suasana tenang di meja makan dan ketika Ibunya sudah selesai makan, Dia berkata sesuatu kepada anaknya, "Van, tadi ibu bertanya kepadamu ketika ibu baru pulang, namun Kamu sudah tertidur."
"Ibu bertanya apa?" tanya Vanilla.
"Bagaimana dengan hari pertamamu di sekolah? Apakah Kau langsung mendapatkan teman?" pertanyaan itu membuat si pemilik kulit porselen berhenti makan sejenak.
"Van--"