"Aku ke sini bersama nenek. Aku bosan di rumah terus," Georgie mem-pout-kan bibirnya, "Habisnya aku tidak punya teman bermain di rumah. Aku berharap mempunyai adik atau kakak."
"Hm, Kau bisa meminta itu pada orang tuamu ... hahaha!" kata Frans. "Bagaimana jika kakak menemanimu? Kakak juga di rumah tidak ada yang bisa diajak mengobrol. Bagaimana? Tapi kakak hanya bisa menemanimu sampai pukul 7 malam. Tidak apa-apa, kan?" lanjutnya.
"Iya, tidak apa-apa! Pukul 6 sore orang tua Aku sudah pulang dari kantor. Nanti kakak ikut makan malam, ya!" kata Georgie yang diiringi senyum manisnya.
"Iya, Dek!" jawabnya singkat sambil mengacak-acak rambutnya. "Oh iya, di mana nenek? Bukankah tadi kau bilang Kau bersamanya?" tanya Frans.
"Itu di situ," Â Georgie menunjuk dengan jari mungilnya, "Dia sedang membelikanku es krim."
Setibanya Nenek Georgie datang, Dia kemudian memberikan es krimnya.
"Eh ... Frans Hart, ya? Wah kau sudah besar, ya!" sapa Nenek Georgie lalu dibalas dengan anggukan oleh lawan bicara.
"Sudah 2 tahun nenek tidak menjumpaimu. Bagaimana keadaanmu? Sudah kelas berapa sekarang?" tanyanya.
"Aku baik-baik saja ... Ayah dan Ibu merawatku dengan baik, hingga sekarang aku sudah duduk di bangku SMA," jawab Georgie dengan nada sopan.
"Syukurlah ... Georgie, apakah kau mau seperti Kakak Frans kelak kau sudah dewasa?" sang Nenek tidak lupa untuk tidak terus mengabaikan cucunya itu.
"Um~ Aku ingin tumbuh tinggi dan tampan seperti Kak Frans!" Jihoon berambisi.