Hidangan seperti apem, rujak wuni, wedang, dan penganan lainnya melengkapi upacara selamatan. Setiap hidangan ini tidak hanya untuk mengenyangkan tetapi juga sarat dengan makna dan simbolisme yang berkaitan dengan penghormatan dan pengharapan akan keberkahan.
2. Bubur Sura
a. Bubur Sura
Terdiri dari berbagai bahan, bubur sura merupakan sajian yang dipersembahkan untuk menghormati cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husen. Ini mencerminkan nilai penghormatan dalam tradisi Islam, serta mengenang tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam.
b. Kambing Kenyah
Kambing yang disajikan bersama bubur sura juga memperlihatkan tradisi menyajikan hidangan yang spesial sebagai bentuk penghormatan. Hal ini sejalan dengan praktik dalam masyarakat Islam untuk menyediakan hidangan terbaik saat mengadakan upacara penting.
3. Sembilan Bola Nasi Putih (Sega Golong)
Nasi yang dibentuk menjadi bola-bola kecil ini disajikan pada acara selamatan tingkepan. Jumlah sembilan menunjukkan penghormatan kepada Wali Sanga, sembilan tokoh penyebar Islam di Jawa. Dengan menyajikan hidangan ini, masyarakat menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada para wali yang telah membawa Islam ke tanah Jawa.
4. Nama Penganan
a. Apem
Penganan ini berasal dari kata Arab ‘afwun', yang berarti "mohon ampun". Penyajian apem dalam upacara selamatan menunjukkan keinginan untuk memohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang telah dilakukan.