Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selametan: Jejak Tradisi, Warisan Leluhur yang Penuh Makna

18 Oktober 2024   14:20 Diperbarui: 18 Oktober 2024   14:22 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam yang datang ke Indonesia melalui jalur perdagangan dan dibawa oleh para pedagang serta ulama dari Persia dan Gujarat bukan hanya berupa Islam formal yang menekankan hukum-hukum syariat, tetapi juga dipenuhi dengan unsur-unsur mistik melalui tasawuf. Pengaruh tasawuf ini sangat kuat dan berperan besar dalam menyebarkan Islam di Nusantara, terutama di Sumatera, tempat di mana banyak ulama sufi berpengaruh dilahirkan, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdur Rauf Singkel, dan Nuruddin Ar-Raniri.

Pendekatan tasawuf yang lebih inklusif dan menekankan pada spiritualitas membuatnya lebih mudah diterima oleh masyarakat lokal yang sebelumnya dipengaruhi oleh kepercayaan mistik Hindu-Buddha. Di sisi lain, pengaruh Syiah meski ada, tidak sebesar tasawuf dalam membentuk karakter keagamaan masyarakat Nusantara.

Dalam bukunya yang berjudul “The Spread of Islam in Indonesia,” Mukti Ali mengemukakan bahwa keberhasilan penyebaran Islam di Indonesia sangat dipengaruhi oleh peran ahli-ahli mistik. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai beberapa poin yang diangkat oleh Mukti Ali:

1. Peran Ahli Mistik

Mukti Ali menekankan bahwa para penyebar Islam di Indonesia adalah para ahli mistik, atau yang dikenal sebagai sufi. Dalam konteks ini, sufi adalah para spiritualis yang menekankan pengalaman langsung dan hubungan pribadi dengan Tuhan melalui praktik-praktik mistik. Hal ini menciptakan daya tarik yang kuat bagi orang-orang Indonesia, yang sebelumnya telah terpengaruh oleh unsur-unsur mistik dari kepercayaan lokal, seperti animisme dan dinamisme.

2. Ketertarikan terhadap Ilmu Mistik

Setelah kedatangan Islam, masyarakat Indonesia menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap ilmu tasawwuf (mistisisme Islam) dan praktik-praktik spiritual yang terkait. Ketertarikan ini menggeser fokus dari studi teologi dan hukum Islam yang lebih formal. Dalam hal ini, ilmu mistik lebih resonan dengan pengalaman spiritual yang sudah dikenal dalam budaya lokal, sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat.

3. Tokoh-tokoh Sufi yang Berpengaruh

Mukti Ali menyebut beberapa tokoh sufi terkenal dari abad ke-16 M di Sumatera, seperti:

  • Hamzah Fansuri: Seorang penyair dan ulama sufi yang dikenal karena karya-karyanya dalam bahasa Melayu yang mengeksplorasi tema mistik dan spiritualitas. Ia berkontribusi besar terhadap pengembangan pemikiran tasawuf di Nusantara.
  • Syamsuddin Pasai: Tokoh penting dalam penyebaran Islam di wilayah Aceh, ia juga dikenal sebagai penulis karya-karya sufi.
  • Nuruddin Ar Raniri: Ulama sufi dari Gujarat yang berpengaruh di Aceh dan menulis tentang tasawuf serta etika Islam.
  • Abdur Rauf Singkel: Seorang tokoh sufi yang berpengaruh, ia belajar di Mekkah dan menyebarkan ajaran tasawuf di Indonesia.

Di Jawa, tokoh-tokoh wali juga merupakan sufi yang berperan dalam penyebaran Islam, seperti Wali Songo (sembilan wali), yang dikenal karena pendekatan spiritual dan sosial mereka dalam menyebarkan Islam.

4. Pengaruh Tokoh Mistik

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun