Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selametan: Jejak Tradisi, Warisan Leluhur yang Penuh Makna

18 Oktober 2024   14:20 Diperbarui: 18 Oktober 2024   14:22 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahlilan, yang merupakan istilah populer untuk upacara selamatan kematian, sangat kuat pengaruhnya di kalangan kaum santri. Mereka, yang cenderung mengikuti praktik-praktik yang lebih konservatif dan sesuai dengan ajaran Islam, sering mengadakan tahlilan sebagai bentuk penghormatan kepada arwah dan sebagai upaya untuk mendapatkan rahmat Allah.

Unsur-unsur Islam dalam upacara selamatan kematian di Jawa, seperti penggunaan doa-doa dalam bahasa Arab dan praktik tahlil, mencerminkan bagaimana masyarakat Jawa mengintegrasikan ajaran Islam dengan tradisi budaya mereka. Melalui praktik-praktik ini, mereka tidak hanya menghormati orang yang telah meninggal tetapi juga memperkuat komunitas dan kepercayaan kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada pengaruh budaya lain, ajaran Islam tetap menjadi inti dari praktik keagamaan dan spiritualitas mereka.

Unsur Islam yang terkandung dalam sajian-sajian yang disajikan pada upacara selamatan di Jawa mencerminkan integrasi antara praktik keagamaan dan budaya lokal. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa hidangan dan penganan yang disebutkan, serta maknanya dalam konteks Islam:

1. Hidangan Rasulan

a. Nasi Wudu

Nasi yang disajikan dalam upacara ini memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan kesucian. Istilah "wudu" merujuk pada ritual pembersihan dalam Islam sebelum melakukan salat. Penyajian nasi wudu menunjukkan kesadaran akan pentingnya bersih dan suci dalam ibadah serta penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

b. Ingkung Ayam

 Ingkung ayam, yang berarti ayam yang dimasak dengan cara tertentu, biasanya disajikan utuh sebagai simbol kesyukuran. Menyajikan ingkung ayam menunjukkan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, di mana makanan ini dianggap sebagai bentuk "ngaturi dhahar" atau memberikan hidangan kepada Nabi, sekaligus memperlihatkan rasa syukur kepada Allah.

c. Becek Kambing (Gule)

Hidangan ini adalah bentuk masakan berbahan dasar daging kambing, yang umumnya dianggap sebagai hidangan yang istimewa. Dalam konteks Islam, daging kambing juga memiliki signifikansi dalam tradisi pengorbanan, seperti saat Idul Adha.

d. Penganan Lain

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun