a. Penggunaan Surat Al-Fatihah
 Dalam setiap upacara selamatan, Al-Fatihah menjadi bacaan yang paling umum dan penting. Surat ini dikenal sebagai pembuka Al-Qur'an dan memiliki makna yang mendalam dalam konteks permohonan kepada Allah. Penyebutan dan pembacaan Al-Fatihah menunjukkan komitmen terhadap prinsip-prinsip dasar Islam dan pengakuan akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan, termasuk kematian.
b. Do'a Keselamatan
Do'a yang diucapkan dalam upacara selamatan mencerminkan permohonan kepada Allah untuk berbagai aspek kehidupan, mulai dari keselamatan dalam agama hingga ampunan setelah mati. Bacaan do'a tersebut meliputi harapan untuk:
- Keselamatan dalam agama (salamatan fi al-din)
- Kesehatan fisik (afiyatan fi al-jasad)
- Peningkatan pengetahuan (ziyadatan fi al-‘ilm)
- Berkah dalam rezeki (barakatan fi al-rizq)
- Taubat sebelum mati (tawbatan qabla al-mawt)
- Rahmat dan ampunan saat dan setelah mati (rahmatan ‘inda al-mawt, maghfiratan ba’da al-mawt)
- Perlindungan dari neraka dan keadilan saat hisab (wannajata min al-nar wa al-‘afwa ‘inda al-hisab)
Bacaan do'a ini memberikan nuansa spiritual yang kuat dan mencerminkan ajaran Islam mengenai pentingnya meminta perlindungan dan bimbingan dari Allah, terutama pada saat-saat yang kritis seperti kematian.
2. Tahlil sebagai Bacaan Khas
a. Pengertian Tahlil
Tahlil merujuk pada bacaan yang melibatkan pengucapan kalimat "La ilaha illallah" (tiada Tuhan selain Allah) dan kalimat-kalimat dzikir lainnya. Tahlil biasanya dilakukan secara bersama-sama, dipimpin oleh seorang yang ahli atau modin, dan melibatkan partisipasi aktif dari seluruh peserta.
b. Peran Tahlil dalam Upacara
Tahlil menjadi salah satu elemen penting dalam upacara selamatan kematian, di mana peserta berkumpul untuk mendoakan arwah yang telah meninggal. Ini menciptakan suasana kebersamaan dan solidaritas di antara anggota komunitas, serta memperkuat ikatan sosial melalui praktik religius yang kolektif.
3. Keterkaitan dengan Identitas Santri