Mereka pun membaur dengan kerabat-kerabatnya.Â
Setelah menyalami kakek, nenek, om, dan tantenya. Kemudian Alora mengajak Teo untuk bermain sebentar.
Setelah puas bermain dengan Teo, Alora beranjak dan menuju ke dapur untuk menemui sepupu-sepupunya.
Sesampainya di dapur, Alora pun geleng-geleng melihat kelakuan sepupu-sepupunya.Â
Ada Ken dan Atlas yang tengah memperebutkan tempe yang baru saja ditiriskan oleh Mbak Asih, pembantu di rumah kakek. Padahal di meja makan sudah tersaji sekitar dua piring penuh yang berisi tempe.
Ada pula Ale, gadis penggemar film yang sedang menonton film di meja makan dengan se-wadah penuh buah anggur yang berada di pangkuannya. Terlihat sangat fokus dengan film-nya tanpa terganggu dengan perdebatan tempe tadi.Â
Alora celingak-celinguk mencari keberadaan sepupunya yang satu lagi.
Tapi Alora tidak menemukan keberadaannya di dapur ini. Bagaimana bisa?
Padahal sepupu-sepupunya akan selalu menempel satu sama lain bagai perangko ketika mereka bertemu.Â
Memasuki dapur, kini semua pasang mata pun tertuju pada Alora yang tiba-tiba memasuki dapur dan langsung membuka kulkas, mengambil dan meneguk sebotol minuman susu kaleng favoritnya yang selalu tersedia di kulkas rumah kakeknya ini.Â
Merasa keadaan tiba-tiba menjadi hening, Alora membalikkan tubuhnya yang semula membelakangi sepupu-sepupunya dan Mbak Asih.