Gaya arsitektur khas Jepang yang sangat disukai Alora membuatnya tidak tahan untuk tidak mengabadikannya.Â
"Masih lama apa, Om?" tanya Ale yang kini duduk di depan bersama om Rai. Â
"Bentar lagi sampai, Kak," bukan, bukan om Rai lah yang menjawab, melainkan Kei yang berada di barisan belakang bersama Ken dan Alora.Â
Mereka sedang sibuk bermain kartu uno bersama-sama, namun Kei masih sempat menyahut pertanyaan dari Ale.Â
"Heh, nyaut aja kamu di belakang," canda Ale dengan kekehan manisnya.Â
Kei hanya bergumam dan melanjutkan permainan kartunya.Â
Tak berselang lama, kini mereka telah sampai di Tsukiji Honganji.Â
Dari depan, bangunan kuil ini tidak terlihat seperti kuil pada umumnya. Bahkan dari bagian depannya saja lebih terlihat seperti istana.
Mereka melangkah melewati pagar dan memasuki kuil itu setelah om Rai memarkirkan mobil. Hal pertama yang mereka lihat adalah luasnya halaman kuil ini.Â
Bahkan saking luasnya, mereka bisa memotret keseluruhan bagian depan kuil tanpa harus mencari spot yang tinggi, yang biasa dilakukan ketika akan memotret objek yang luas.Â
"Gila! Luas bingittt parah," heboh Ale yang langsung mengeluarkan handphonenya untuk mengabadikan momen.Â