"Ah, tidak, oppa, mungkin aku terlalu lelah," jawab Julie sambil tersenyum, "jadi kapan tanggalnya, omma?"
"Kami sepakat pesta pernikahannya akan diadakan tanggal 16 Maret, bagaimana menurutmu, Julie?" Tanya omma Julie.
"Omma... tidakkah itu... terlalu cepat?"
Julie melirik tanggalan kecil di samping meja ommanya: sekarang tanggal 8 Desember.
"Tidak, omma pikir tidak cepat. Untuk urusan detail pesta, appa Yonghwa bisa membantu mengurusnya. Jadi Julie tinggal bersiap mencoba gaun pengantin dan menulis daftar undangan saja."
"Ne, aku tidak akan membiarkan Julie repot. Aku bisa melakukan hal yang lainnya," sela Yonghwa.
"Ng... kalau memang omma menginginkannya... baiklah," ujar Julie setuju.
Julie setengah termenung ketika mengantar Yonghwa hingga ke depan pintu apartemennya. Pernikahan... itu adalah saat yang menakutkan baginya, dan ternyata dia tidak bisa menghindari moment itu juga.
"Kau tidak usah khawatir, Julie. Kita bisa bercerai tidak lama setelah kita menikah. Gampang saja, nanti aku akan bilang kita tidak cocok. Jadi saat itu, kau akan bebas, dan aku juga akan bebas."
Julie mengepalkan tangannya, "kenapa? Katakan alasannya... sehingga kau tidak mempertimbangkan hubungan kita selama empat tahun ini sama sekali."
"Aku sudah pernah bilang, aku sudah lama tidak mencintaimu lagi. Pada awalnya aku belajar untuk mencintaimu, dan kupikir aku berhasil melakukannya, sampai ketika aku bertemu Hyebi dua tahun yang lalu," jealas Yonghwa, "aku sadar aku mencintainya, dan dia memang tipe gadis yang kuinginkan."