"Sekarang berhentilah menangis. Harusnya kita bahagia."
Yifang menurunkan tangannya, dan wajahnya basah oleh air mata. Aku tersenyum kecil. Beginilah Yifang-ku, gampang sekali terharu. Kalau dia sudah menangis, air mata itu tidak akan berhenti. Mungkin ini juga yang menyebabkan para sutradara memuji acting menangisnya yang tampaknya sempurna. Aku menghapus air mata itu dengan tissue di tanganku.
"Ngomong-ngomong, aneh sekali rasanya kejadian hari ini. Apalagi aku berlarian dengan pengantin di dalam rumah sakit."
"Hahaha... kau benar, Wookie. Aku baru sadar sekarang masih memakai pakaian pengantin," ucap Yifang.
"Yifang cantik sekali memakai gaun pengantin. Aku ingin menikahi Yifang."
Mata Yifang melebar sejenak sebelum dia menundukkan kepalanya. Aku tau, aku memang mencintainya.
AUTHOR'S POV
"Donghae, Julie... mianhaeyo, omma membuat kalian khawatir..."
"Ah, aniyo, eomonim... akulah yang jahat... aku nyaris mencelakai eomonim," sesal Donghae, "aku tidak sadar betapa bodohnya dan cerobohnya aku..."
"Cinta memang membuat siapapun tampak bodoh, Donghae," ujar omma-nya Julie, "semoga Jungsoo tidak memarahimu karena ini."
"Hyung pasti akan memarahiku."