"Begini saja. Tutup mulutmu dan bersikaplah jauh lebih manis pada Cho Sonsaengnim, dan sebagai barternya... kau boleh datang kapan saja ke apartemen kami dan main semua game-ku sampai puas," tawarku.
"Oh, geuraeyo? Tunggu... tidak cukup adil, biar aku pikirkan lagi... bagaimana kalau... aku memesan Ryeowook hyung sebagai tambahan? Aku mau dimasakkan makanan yang enak-enak."
Dasar setan kecil. Aku lupa kalau dia juga suka sekali pada Ryeowook hyung yang selalu saja memanjakannya. Tapi kurasa Ryeowook hyung tidak akan keberatan kalau dimintai tolong...
"Arasso. Sudah puas?"
"Sudah."
Kalau dia sudah dewasa, pasti dia sudah kujitak sekarang.
"Kurasa sekarang kau harus minum teh. Aku akan panggilkan omma-mu."
Aku keluar kamar dan mendapati Leeteuk hyung, Sungmin hyung, Yensin dan Lee ahjumma masih mengobrol.
"Lee ahjumma, Raebyung sudah siuman," laporku.
"Oh, kalau begitu aku akan menyeduhkan teh untuknya," ucap Lee ahjumma.
"Aku akan membantu ahjumma dan menunjukkan cara menyeduh tehnya," ujar Leeteuk hyung sigap.