"Raebyung, jangan lari! Bahaya, banyak mobil di jalanan!"
"Salahmu sendiri jalannya lambat sekali."
"Ayo kita pulang dengan naik taksi, aku takut salju akan turun."
"Aku tidak tau alamat rumahku."
"Kalau begitu aku akan kembali ke dalam untuk mengambil alamat... ya, Raebyung! Lee Raebyung!"
Yensin berlarian mengejar Raebyung.
"Aku mau jalan kaki. Cuaca dingin seperti ini memang asyik," ujar Raebyung, melompat riang.
Yensin geleng-geleng kepala. Ya sudahlah, pikirnya, yang penting dia bisa mengantarkan Raebyung dengan selamat sampai ke rumahnya. Tapi kalau dipikir-pikir, Yensin merasa rumahnya Raebyung jauh juga, sampai berjalan ke daerah yang tidak pernah dia kenal sebelumnya. Yensin sampai bergidik, apalagi langit sudah semakin gelap.
"Raebyung, sebenarnya rumahmu dimana... ah, salju turun."
Yensin mengambil payung dari dalam tasnya dan membukanya. Raebyung menolehkan kepalanya.
"Tidak jauh lagi kok, di ujung sana."