"Oh, saya wali kelas Raebyung, Cho Yensin," kata Yensin memperkenalkan diri sambil membungkukkan badannya.
"Gomapsumnida karena sudah mengantar Raebyung."
"Ah, ani... Lee eomonim, aku tidak bisa apa-apa kalau saat itu tidak ada Kyuhyun-sshi."
"Silakan duduk kalian semua."
Kini aku memandangi si setan kecil Raebyung. Dasar, dia sama sekali tidak berubah dari dua tahun yang lalu, meski sekarang semakin tampan saja. Meski hanya berstatus keponakan Sungmin hyung, aku bisa melihat bahwa mata mereka mirip. Dia pasti bisa setampan Sungmin hyung juga. Hanya sayangnya, sikap dan sifatnya tidak akan sama dengan Sungmin hyung-ku.
"Ya~ kenapa kau ada disini, Kyuhyun ahjussi?"
Baru siuman saja lidahnya sudah tajam seperti ular.
"Aku baru saja menyelamatkan nyawamu, tau," jawabku sambil duduk di tepian ranjang.
"Apapun yang terjadi denganku, aku tidak akan mati kok," ujar Raebyung.
"Kau memang bosan hidup. Nah."
Aku memberikan permen lollipop kesayangannya untuknya. Raebyung langsung merebut permen itu dengan rakus dari tanganku.