"Siwon... Sibum... kalian... benar-benar tidak menghukumku?" Tanya Park ahjussi.
Sesaat aku melihat Park ahjussi terlihat sangat rapuh, sangat ringkih. Aku tidak ingin terjadi kesalahpahaman lagi.
"Tidak akan, ahjussi," jawabku.
"Kam... kam... kamsahamnida..."
Kami semua berpelukan haru. Syukurlah, ternyata semua ini bukan kesalahan Meifen. Aku berharap ke depannya... tidak akan ada lagi kejadian aneh yang muncul di kehidupanku dan Meifen.
"Oppa... menurut oppa kenapa tiba-tiba aku dipanggil Choi ahjussi ke rumah?" Tanya Meifen.
Aku hanya mengedikkan bahu. Empat hari sudah lewat sejak kejadian penggelapan uang terungkap, dan sekarang Park ahjussi sudah kami tempatkan di Ulsan. Sejauh ini pekerjaannya disitu cukup baik. Aku dan Meifen baru saja turun dari mobilku di areal parkir rumahku. Appa ingin Meifen datang, jadi setelah aku pulang kantor aku langsung saja menjemputnya. Tapi aku tidak tau kenapa appa ingin bertemu Meifen.
"Aku tidak melakukan kesalahan kan, oppa?"
"Hahaha... jangan takut, Meifen. Tampaknya tidak ada yang salah. Jangan takut, disini ada aku, oke?" ucapku menenangkan.
Aku menggandeng dan membimbingnya menuju ruang baca appa. Melihat wajah appa yang selalu tenang, aku tetap tidak tau apa yang appa inginkan.
"Bagaimana keadaan toko?" Tanya appa tiba-tiba.