"Tapi appa, toko masih mendapat profit."
"Itu menurut laporan Meifen, tapi untuk laporan Jungmin, toko rugi 400.000 won. Jadi yang mana yang bisa dipercaya?"
"Jungmin, Meifen, kita pulang ke toko dan menghitung semuanya dengan jelas. Ayo, aku bantu kalian."
"Meifen, aku masih memberimu kesempatan bulan depan. Kalau hal yang seperti ini terjadi lagi, aku akan merasa sangat kecewa padamu."
Aku cepat-cepat menarik Meifen dan Jungmin dan tidak bicara sampai keduanya sudah masuk ke mobilku.
"Kenapa bisa begini?" tanyaku bingung.
Meifen dan Jungmin bicara nyaris bersamaan, menjejali otakku dengan banyak informasi. Sekarang aku tidak tau yang mana laporan yang benar.
"Kita ke toko saja dulu kalau begitu."
Begitu sampai ke toko dan aku meneliti setiap pengeluaran dan pemasukan toko, aku bisa melihat bahwa toko merugi sekitar 100.000 won. Itu artinya baik laporan Meifen atau laporan Jungmin tidak ada yang benar.
"Sebenarnya... oppa... aku merasa laporan yang kumasukkan dan sudah kucek dengan benar, berubah di keesokan harinya," ujar Meifen tergagap.
"Begitukah, Meifen? Tapi aku tidak tau laporannya berubah. Aku hanya mengeceknya seminggu sekali. Waktu itu sih aku menemukan perbedaan dan aku sudah perbaiki," jelas Jungmin, "tapi aku tidak tau kalau itu berubah lagi."