Janji yang mana ya?
Dia masih berlagak orang pikun.
Oh, kalau nggak inget ya udah. Terimakasih aja, buat semuanya. Good luck.
(sumpah aku pengin nangis, tapi ga bisa. Kalau bisa dunia juga harus berhenti.)
Aku tunggu balasannya sampai larut malam, dia tidak membalas pesan aku Cuma di read aja. Ingin ku bunuh saja dirinya. Sakitnya sampai di ujung leher.
*****
Pagi harinya, baru bangun tidur aku langsung buka facebook dan update status.
Kalau bisa dunia aku berhentiin sekarang juga. Letih, sakitnya nggak ketulung.
Selang beberapa menit ada inbox dari Nandi.
Nggak usah lebay gitu deh, yang biasa saja. Tetep fokus belajar ya. Aku kaya gini juga, karena kamu. Bukannya kamu yang bilang, mau pacaran kalau udah lepas dari kewajiban belajar. Buat aku masalah ujian emang udah kelar, tapi kamu masih ada ujian. Cepat sarjana ya, nanti aku bawa rombongan keluarga besar ke rumah kamu. Terserah kamu sih mau percaya atau nggak. Tapi aku serius, jangan pikirkan aku, belajar yang rajin. Nggak usah galau-galau, aku ada disini buat kamu tapi bukan berarti kita harus chat setiap hari.
Aku senyum-senyum sendiri membacanya, ada rasa bangga tapi juga ada rasa takut kalau semua itu hanya sebagian dari naskah drama.