“Aku sudah kirim pesan buat dia. Tapi, sampai sekarang belum dia bales.”
“Mungkin, dia belum buka hp.”
“Itu mustahil, baru bangun aja. Yang dia cari sudah pasti hp.”
“Iya, juga sih. Bahkan, sekarang juga dia lagi pegang hp.”
‘Tuh kan, dia pasti lebih milih bales chat dari cewek lain. Harusnya aku, itu nurutin apa kata hati aku. Aku jadi sebel, hewww…”
“Ihh.., ga usah pake nangis deh. Kamu temui aja, dia ke sekolah. Dia juga datangnya, pagi banget. Mungkin dia maunya di ucapin secara langsung.”
“Sudahlah, aku tutup saja. Hatiku sudah terlanjur hancur.”
*****
Liburan kemarin aku dekat sama dia, liburan sekarang aku jauhi dia, dia juga jauhi aku. Sepertinya tidak akan ada kata kita yang menyatukan aku dan dia. Huu…, sakit. Tapi, liburan kali ini tidak terasa seperti liburan. Bimbel tetap berjalan, dan 1 minggu dari liburan juga harus berangkat sekolah untuk persiapan UN. Itu artinya, aku akan segera berhadapan dengan dia. Lalu, aku harus gimana? Cuek atau bersikap seperti biasa. Oh.., sebenarnya aku tidak ingin menjauhi dia.
****
Hari pertama masuk sekolah, kita hanya punya mapel yang di ujikan. Pulangnyapun, lebih awal dari biasanya. Usai jam pelajaran aku langsung menuju perpus. Ya , lumayan cari materi sambil belajar bareng sekaligus main bareng teman. Ups,rupanya di sana juga ada Nandi. Aku jadi pengin pergi, sayangnya aku berjalan di depan sendiri begitu aku berhenti teman yang ada di belakang dengan tenaga penuh mendorongku masuk.