“Aku sih diam. Tapi, teman-teman yang lain pasti bakal mendengar berita ini.”
“Huh…, sakit semuanya Yos. Luar dalam sakit, hancur hidupku.”
“Nggak usah lebay deh.”
“Hpku mana? Ada sms dari Nandi, nggak?”
“Ngapain sih, mikirin dia. Kamu itu lagi sakit, ga usah mikirin yang lain.”
“Aku bakal lebih sakit kalau nggak denger kabar dari dia.”
“Kamu ini ya, sama aja kaya orang mandi tiap hari tapi ga pernah ganti baju, bajunya itu-itu aja. Udah tau kalau cuma dibohongi, disakiti sama dia tapi tetep aja kamu sayang sama dia dan nggak pernah kapok. Mikirin dia terus…”
“Namanya juga terlanjur cinta. Kira-kira, mereka pacaran beneran nggak ya?”
“Emang gue pikirin. Mau pacaran ke, mau nikah, ga rugi tuh.”
“Aku tuh pengin bunuh dia. Ternyata, dia nggak beda sama yang lain. Suka obral janji, sampai aku bela-belain nolak yang datang dengan sendirinya. Dan, sekarang apa? dia malah pacaran sama cewek lain. Katanya, mau nunggu. Nunggu aku mati, baru dia bilang mau jadi pacarku.”
“Udah Nin, nggak usah terlalu di fikirin. Hampir semua cowok emang gitu, nggak usah kaget. Nilai orang juga jangan Cuma dari casingnya doang. Akibatnya gini kan, yang katanya baik, nyatanya lebih parah dari pengecut.”