“Aku hanya kebablasan.”
“Sejak kapan, kamu jadi anggota pembalap liar?” tanya papa dengan tegas.
“Nindy, Cuma kebablasan pa. Nindy, nggak ngebut.”
“Udah pa, yang penting Nindy tidak sakit parah” mama meredakan amarah papa.
“Motor belum lunas, sudah jadi rongsokan” kesal papa.
“Bakal Nindy ganti ko. Nindy bakal kerja keras.”
“Sudah, jangan bahas masalah di tempat seperti ini. Ayo pa, ke tempat pembayaran.”
“Ini nggak gratis?” tanyaku penuh antusias.
“Gratis, kalau nenekmu yang punya tempat ini.” Papa sama mama berjalan keluar, beriringan.
“Biasa, papaku emang gitu. Nadanya emang sinis, tapi sebenarnya itu candaan” aku menjelaskan pada Yosa agar tidak terjadi kesalahpahaman.
“Oya.., jangan bilang ke Nandi tentang masalah ini ya” pintaku.