Mohon tunggu...
Theresia Rini Susanti
Theresia Rini Susanti Mohon Tunggu... Novelis - Penulis lepas

Penulis di platform novel online sejak 2019, setelah 20 tahun menekuni profesi Public Relations. Mencoba menikmati waktu menulis lebih banyak, di sudut kota kecil, Bawen ....

Selanjutnya

Tutup

Roman

Janji Pelangi

7 September 2023   12:00 Diperbarui: 7 September 2023   12:07 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Ibunya mengatakan jika nenek mereka sedang sakit dan tidak sempat mengajak semuanya. Setelah mengunjungi acara pernikahan teman kerja ayahnya, mereka langsung menuju ke Bandung.  

Kini tinggal dia dan Mansy tinggal di rumah. Namun sejak tahu jika mama dan papanya pergi, Mansy langsung mengundang Loka datang kembali.

Baru saja dia selesai makan malam, terdengar dengan jelas, Mansy bertengkar dengan Loka. Setelah menajamkan pendengarannya, ternyata Mansy menuduh Loka tidak mencintainya.

“Aku sudah bilang, kita coba, dan aku nggak bisa Mansy. Aku nggak bisa nerusin ini!” seru Loka terdengar menahan diri.

“Brengsek kamu! Aku sudah menyodorkan tubuhku, kamu nggak mau. Salahku di mana?” pekik kakaknya dengan emosi.

"Maaf, Mansy. Ini semua harus berakhir. Aku nggak bisa lagi," ucap Loka dengan suara bergetar.

"Kamu putusin aku? Tega kamu!" raung Mansy kembali.

Loka terdiam dan Mansy terisak kemudian terdengar pintu kamar dibanting. Milea yang duduk di ruang makan segera menuju ke gazebo yang ada di taman samping.

Ia tidak ingin mendengar lagi kelanjutan pertengkaran mereka. Rasanya Mansy sangat keterlaluan, melemparkan diri pada pria dengan begitu mudahnya. Bahkan baru saja ia menjadi saksi, bagaimana kakaknya memohon dengan sangat, mengemis supaya Loka mencintainya.

“Sorry, kamu harus dengar semua itu,” sesal Loka yang sudah berdiri di belakangnya. Milea terdiam dan mengalihkan pandangannya.

“Bukan urusanku,” timpal Milea kembali acuh. Loka menghela napas dan melangkah pergi.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun