Milea hanya tersenyum kikuk. Loki membawanya ke salah satu ruangan khusus, di tempat dia bekerja. Loki adalah dokter.Â
"Mereka adalah perempuan yang telah melewati proses panjang untuk sembuh dan mencintai diri sendiri," cetus Loki dengan hati-hati.Â
Milea seperti tertampar. Celah jendela yang menjadi satu-satunya akses untuknya menyaksikan pemandangan itu seperti tontonan yang menyindir tanpa ampun.Â
"Mereka melewati pengalaman yang kurang menyenangkan, tapi mampu bangkit dan kini tidak lagi terbelenggu oleh masa lalu."
"Kamu menganggap aku stres?" tanyanya sinis. Loki seketika serba salah.
"Bukan stres, tapi depresi. Tindakanmu tempo hari harus ditangani lebih lanjut. Kamu bisa menyembuhkan luka batin, asalkan membuka diri, Mil," sahut Loki masih dengan pilihan kalimat yang baik.
"Lupakan! Aku bukan orang gila!" Milea meninggalkan Loki dengan sangat tersinggung. Dia tidak menyangka jika Loki menganggap dirinya seorang pesakitan.
***
Milea akhirnya diam-diam mencari tahu. Setelah mengumpulkan informasi lengkap, semua gejala yang ia miliki memang mengacu pada depresi.
Ada penolakan hebat dalam dirinya. Menganggap semuanya baik-baik saja dan normal. Ternyata semua itu adalah penyangkalan.Â
***